Advertisement

VISI GURU PENGGERAK



Saya Yuliati, S.Pd. Calon Guru Penggerak Angkatan 8 Kabupaten Tulungagung Provinsi Jawa Timur. Pada kesempatan ini saya akan menulis mengenai Jurnal Refleksi Dwimingguan pada Modul 1.3 tentang Visi Guru Penggerak.

Jurnal ini sebagai refleksi diri setelah selama dua minggu ke-tiga mengikuti kegiatan Pendidikan Guru Penggerak yang ditulis secara rutin selama dua mingguan sebagai tugas yang harus dikerjakan oleh seorang calon guru penggerak.

Dalam menulis jurnal refleksi kali ini saya menggunakan Model 2: Description, Examination and Articulation of Learning (DEAL)

Model ini dikembangkan oleh Ash dan Clayton (2009). Untuk membuat refleksi model ini, tulislah penjabaran dari pertanyaan panduan berikut:

  • Description: Deskripsikan pengalaman yang dialami dengan menceritakan unsur 5W1H (apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, bagaimana);
  • Examination: Analisis pengalaman tersebut dengan membandingkannya terhadap tujuan/rencana yang telah dibuat sebelumnya;
  • Articulation of Learning: Jelaskan hal yang dipelajari dan rencana untuk perbaikan di masa mendatang.

 

Selanjutnya refleksi saya adalah sebagai berikut :

 

v  DESCRIPTION

 

Pada pembelajaran modul 1.3 ini saya mulai dengan tahapan Mulai dari diri dengan membuat gambar tentang imajinasi saya terhadap murid di masa depan, selanjutnya saya melengkapi kalimat rumpang sesuai arahan LMS dan pada akhirnya membuat satu kalimat Visi diri dalam menjalankan peran sebagai seorang pendidik dengan mengutamakan kebutuhan murid dan menumbuhkembangkan Profil Pelajar Pancasila.

Pada kegiatan ini saya membayangkan murid-murid saya akan mencapai kesuksesan dengan dapat meraih cita-citanya namun begitu mereka tetap memiliki kepedulian pada sesama dan lingkungan serta memiliki budi pekerti luhur serta menjunjung tinggi jati diri sebagai bangsa Indonesia (memiliki rasa nasinalisme yang tinggi). Saya percaya murid akan mendapatkan kebahagiaan ketika dapat meraih kompetensi yang diinginkan dan meraih cita-cita sesuai dengan minat bakatnya. Disamping itu mereka akan mendapatkan keselamatan dengan berketuhanan dan beriman taqwa kepada Tuhan yang maha Esa, memiliki akhlaq mulia dan budi pekerti luhur.



Untuk dapat menuntun murid menjadi seperti yang saya impikan, saya harus memiliki visi terhadap murid dimasa depan, agar setiap upaya yang saya lakukan dalam proses pembelajaran dan interaksi sosial dengan murid tetap berfokus pada mewujudkan murid sesuai impian saya. Oleh karenanya pada tahapan ini saya menuliskan sebuah visi terhadap murid di masa depan dengan rumusan visi : Mewujudkan generasi unggul, Cerdas dan berkarakter sesuai Profil pelajar pancasila.

Selanjutnya pada tahap Eksplorasi Konsep saya menguraikan manajemen perubahan melalui paradigma inkuiri apresiatif yang selanjutnya saya tuangkan dalam tabel prakarsa perubahan sesuai tahapan B-A-G-J-A. Di tahap ini saya menyusun prakarsa perubahan yakni meningkatkan motivasi belajar, kemampuan bernalar kritis dan kreativitas pada murid dengan menerapkan pembelajaran berdeferensiasi. Hal yang mendasari saya untuk melakukan prakarsa perubahan tersebut adalah saya merasa yakin dengan menerapkan pembelajaran berdeferensiasi (yang berfokus pada pengembangan kompetensi, ketrampilan dan sikap) dapat mengakomodir keberagaman akan kebutuhan belajar murid sehingga mampu meningkatkan motivasi belajar murid. Dan dengan meningkatnya motivasi belajar murid saya percaya kemampuan bernalar kritis dan kreativitas murid pun akan meningkat. Adanya peningkatan kemampuan bernalar kritis dan kreativitas tersebut tentunya sejalan dengan proses pembelajaran yang beragam yang membiasakan murid untuk memandang suatu masalah dari berbagai sudut pandang yang kemudian dapat menumbuhkan alternatif solusi pemecahan yang bergam pula. Selain itu, pembelajaran berdeferensiasi juga memungkinkan untuk menumbuhkembangkan budaya positif dan memberi lebih banyak ruang dalam memberikan keteladanan yang baik dan menyisipkan penanaman budi pekerti dalam setiap aktivitas pembelajaran.

Adapun penerapan inkuiri apresiatif dalam konteks saya sehari-hari sebagai pendidik adalah saya harus mampu mengidentifikasi hal baik yang telah ada di sekolah dan mencari cara bagaimana hal baik tersebut dapat dipertahankan atau ditingkatkan sehingga memunculkan strategi untuk mewujudkan perubahan ke arah yang lebih baik. Selanjutnya saya pun harus mampu berkolaborasi/berkoordinasi dengan seluruh pihak terkait dalam menyatukan potensi dalam menyusun dan melaksanakan prakarsa perubahan melalui tahapan BAGJA (buat pertanyaan awal, ambil pelajaran, gali mimpi, jabarkan rencana atur eksekusi). 

Dalam konteks sehari-hari saya harus berfokus pada upaya mewujudkan mimpi atau visi saya tersebut, diantaranya dengan konsisten menerapkan pembelajaran berdeferensiasi, mengembangkan inovasi pembelajaran yang berpusat pada murid, serta berupaya memberikan keteladanan yang baik bagi murid.

Pada tahap ini saya semakin menyadari akan arti pentingnya menyusun visi pribadi sebagai seorang guru/pendidik. Saya harus mempunyai impian/harapan terhadap murid-murid saya serta kemajuannya di masa mendatang.  Bertolak dari mimpi/harapan tersebut, saya harus merancang visi saya secara jelas agar dapat menentukan rencana yang jelas dan terarah. Saya harus mempunyai indikator pencapaian (progress) dari visi tersebut agar saya dapat selalu fokus dan bertanggungjawab dengan visi tersebut. Visi yang saya buat dan saya atur strategi pelaksanannya itu akan sangat berpengaruh pada capaian pembelajaran murid, sehingga saya harus berkomitmen dan konsisten dalam berupaya mewujudkan visi tersebut. 

Selanjutnya saya pun masuk pada tahap Ruang Kolaborasi pada tahapan ini saya bersama kelompok, saling berbagi visi pribadi, kemudian kami menganilisis setiap visi tersebut. Kami menimbang dari aspek perencanaan maupun implementasinya serta memadukan dengan kekuatan (kompetensi) yang ada pada diri dan daya dukung sekolah kami. Pada Akhir diskusi kami memutuskan satu rumusan visi “Mewujudkan generasi unggul, cerdas dan berkarakter pelajar Pancasila”. Adapun prakarsa perubahan untuk mewujudkan visi tersebut adalah dengan “Meningkatkan motivasi belajar, kemampuan bernalar kritis dan kreativitas peserta didik melalui pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran”. Berangkat dari prakarsa perubahan tersebut, kami pun selanjutnya menyusun tahapan B-A-G-J-A. Keesokan harinya kami memperesentasikan hasil diskusi kami dalam ruang kolaborasi kedua. Di tahapan ini kami mendapatkan penguatan dari bapak Fasilitator Mohamad Iman Hilman  serta mendapatkan masukan baik dari bapak fasilitator maupun rekan CGP dari kelompok lain. Selanjutnya penguatan dan masukan tersebut menjadi refleksi kami untuk selanjutnya melakukan revisi pada tugas kelompok yang kami unggah pada tagihan tugas ruang kolaborasi.

Dengan berbekal pemahaman yang saya peroleh pada tahap sebelumnya, selanjutnya saya pun melakukan tahap demonstrasi kontekstual. Pada tahap ini saya merancang kembali visi pribadi dan merumuskan prakarsa perubahan serta tahapan B-A-G-J-A saya sendiri. Untuk lebih jelasnya saya paparkan dalam video berikut ini : 

Setelah menyelesaikan tahapan demonstrasi kontekstual, selanjutnya saya pun mengikuti tahap belajar bersama instruktur yakni Ibu Sugiarti, S.Pd., M. Hum dalam kegiatan ini beliau memaparkan kembali akan pentingnya merumuskan visi guru penggerak serta menyusun prakarsa perubahan dan tahapan  B-A-G-J-A. Selanjutnya, belajar dari pemaparan instruktur dan pengalaman belajar pada tahap selanjutnya, saya pun mencari keterkaitan antar materi modul 1.1, modul 1.2 dan modul 1.3. Dalam Tahapan Koneksi antar materi ini saya dipandu oleh pertanyaan pemantik serta petunjuk penugasan. Saya pun pada akhirnya, menemukan sebuah kesimpulan keterkaitan antar materi dari ketiga modul tersebut sebagai berikut : “Apabila seorang guru/pendidik telah memiliki nilai (Berpihak pada murid, Reflektif, Mandiri, Kolaboratif dan Inovatif) dan mengimplementasikannya dalam menjalankan peran guru penggerak maka ia akan mampu mewujudkan VISInya yang mencerminkan Filosofis Pendidikan Ki Hajar Dewantara. Kemudian dalam penyusunan Visi Guru penggerak haruslah konkret, sistematis dan terencana serta memiliki keberlanjutan untuk itu diperlukan sebuah paradigma INQUIRI APRESIATIF dengan prakarsa perubahan B-A-G-J-A.”

Selanjutnya pemaparan lengkap terkai t koneksi antar materi ini saya paparkan pada video berikut 

Adapun tahapan terakhir pada alur M-E-R-D-E-K-A adalah melakukan aksi nyata, pada aksi nyata ini hal yang saya lakukan diantaranya adalah :

·      Pertama-tama saya merevisi dan meyakinkan kembali visi yang sudah saya susun sebelumnya.

·      Mengkomunikasikan dengan Kepala Sekolah dan wakil kepala sekolah

·      Mengeksekusi rancangan BAGJA untuk prakarsa perubahan diri yang sudah saya buat pada tahap Demonstrasi Kontekstual. Saya meyakini bahwa penerapan Aksi Nyata ini bukan semata penugasan modul Program Pendidikan Guru Penggerak, melainkan sebuah praktik dalam pengembangan profesi berkelanjutan dan upaya untuk meningkatkan kualitas diri agar dapat melayani kebutuhan murid secara lebih baik dan optimal.

 

v  EXAMINATION

Pada tahap Mulai dari diri, kegiatan yang lakukan sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran tahap Mulai dari diri  yakni  CGP mampu merumuskan visi pribadi mengenai murid dan sekolah yang menumbuhkembangkan Profil Pelajar Pancasila.
CGP dapat menjelaskan pentingnya visi yang berpihak pada murid sebagai landasan segala inisiatif perubahan dalam pendidikan. Melalui kegiatan mengimajinasikan murid impian di masa depan, melengkapi kalimat rumpang akhirnya saya dapat merumuskan visi diri sebagai seorang pendidik.

Pada tahap Eksplorasi Konsep, kegiatan yang lakukan sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran tahap Eksplorasi Konsep  yakni CGP dapat menjelaskan pentingnya visi yang berpihak pada murid sebagai landasan segala inisiatif perubahan dalam pendidikan dan CGP dapat menguraikan manajemen perubahan dengan pola pikir positif melalui pendekatan inkuiri apresiatif dilakukan. Dengan mempelajari materi, menyimak video dan melakukan diskusi pemahaman secara tertulis saya dapat memaknai dan menjelaskan pentingnya visi yang berpihak pada murid dan dapat menguraikan manajemen perubahan dengan paradigma inkuiri apresiatif yakni dengan mengambil kekuatan/hal positif yang sudah ada di sekolah.

Pada tahap Ruang Kolaborasi, kegiatan yang lakukan sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran tahap Ruang Kolaborasi dari  yakni CGP dapat menyusun rencana BAGJA dari kalimat prakarsa perubahan sebagai bentuk ejawantah visi yang mempertimbangkan profil pelajar pancasila, aset, dan operasionalisasi pencapaiannya. Dengan berdiskusi bersama kelompok, presentasi dan penguatan/umpan balik fasilitator pada akhirnya saya memahami tahapan BAGJA dan kemudian dapat menyusun Tahapan BAGJA saya sendiri sesuai prakarsa perubahan dan visi yang saya susun sebelumnya.

Pada tahap Demonstrasi Kontekstual, kegiatan yang lakukan sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran tahap Demonstrasi Kontekstual  yakni CGP mempraktekan penerapan paradigma Inkuiri Apresiatif untuk mengidentifikasi potensi diri dan membuat kalimat prakarsa perubahannya dan CGP menyusun BAGJA menurut kalimat prakarsa perubahan diri yang telah dibuat untuk kemudian menjalankannya. Selaras dengan  tujuan pembelajaran pada tahap ini saya mengevaluasi kembali visi dan prakarsa perubahan yang telah saya buat sebelumnya dengan mengidentifikasi kompetensi diri dan kekuatan/aset sekolah yang sudah ada. Saya memastikan bahwa tahapan BAGJA yang saya buat akan mampu saya realisasikan dikelas serta akan membawa pengaruh perubahan yang lebih baik kedepannya.  

Pada tahap Elaborasi Pemahaman, kegiatan yang lakukan sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran tahap Elaborasi pemahaman yakni CGP dapat makin percaya diri dalam mengeksekusi BAGJA di diri, kelas dan sekolah dan CGP memahami pentingnya prakarsa perubahan diri yang lekat dengan visi, profil pelajar pancasila, dan aset yang telah dimiliki. Pada tahapan ini saya mengikuti kegiatan elaborasi dengan baik dan mendapatkan penguatan pemahaman akan arti pentingnya sebuah visi pribadi dan semakin yakin untuk mengeksekusi tahapan BAGJA yang sudah saya buat sebelumnya pada tahapan demonstrasi kontekstual. 

Pada tahap Koneksi antar materi, kegiatan yang lakukan sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran tahap koneksi antar materi yakni CGP dapat mengaitkan materi-materi yang telah dipelajari dan materi lain yang relevan ke dalam rencana manajemen perubahan yang menerapkan paradigma dan model inkuiri apresiatif. Sejalan dengan tujuan pembelajaran tersebut saya berupaya menemukan keterkaitan antara modul 1.3 dengan modul sebelumnya dan mendapatkan sebuah kesimpulan sebagaimana saya ungkapkan di bagian DESCRIPTION di atas.

Terakhir, Pada tahap Aksi Nyata, kegiatan yang lakukan sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran tahap aksi nyata  yakni CGP mampu mengimplementasikan rencana manajemen perubahan yang telah dibuat. Pada tahap aksi nyata ini saya mendahului dengan mengkomunikasikan visi pribadi dan prakarsa yang telah saya buat kepada Kepala Sekolah selaku pengambil keputusan dan alhamdulillah dalam hal ini Kepala Sekolah memberikan dukungan positif dan siap membantu memonitoring serta memberikan refleksi/umpan balik terhadap pelaksanaannya. Selanjutnya saya pun berkoordinasi dengan wakil kepala sekolah urusan kurikulum dan sarana prasana terkait persiapan penerapan pembelajaran berdeferensiasi sesuai prakarsa perubahan yang saya buat. Tak berhenti sampai disitu, saya pun menggandeng rekan guru serumpun untuk menjadi observer dalam praktik pembelajaran berdeferensiasi di kelas dan juga berkolaborasi dengan guru TIK dalam mempersiapkan media pembelajaran. Tak lupa pula saya pun berkolaborasi dengan pengampu perpustakaan sekolah terkait referensi sumber belajar lain untuk siswa. Selanjutnya setelah semua persiapan selesai saya pun berupaya menerapkan pembelajaran berdeferensiasi di kelas dengan sebaik mungkin.

v  ARTICULATION OF LEARNING

Hal yang saya pelajari dari seluruh rangkaian tahapan belajar alur M-E-R-D-E-K-A saya mempelajari akan pentingnya merumuskan sebuah Visi diri. Kemudian menggunakan paradigma Inkuiri apresiatif untuk menggali seluruh kompetensi diri serta kekuatan yang sudah ada di sekolah kemudian mengembangkannya menjadi sebuah prakarsa perubahan yang konkret dan dapat benar-benar diimplemantasikan. Selanjutnya sangat penting untuk menyusun tahapan BAGJA secara rinci, sismtimatik dan terukur kemajuannya sehingga dalam penerapannya saya dapat mengetahui posisi diri terhadap visi saya. Sejalan dengan itu, saya menyadari bahwa penerapan/eksekusi tahapan BAGJA tidak mungkin dapat sempurna saya lakukan, untuk itu umpan balik utamanya dari Kepala Sekolah, rekan sejawat serta murid akan menjadi bahan untuk perbaikan di masa mendatang. Dalam setiap pertemuan akan selalu saya lakukan refleksi dan evaluasi untuk memperbaiki pembelajaran selanjutnya. 

Selanjutnya dari implementasi prakarsa perubahan BAGJA tersebut akan saya susun sebuah PTK/best practice dan selanjutnya kan saya bagikan hasilnya baik kepada rekan guru di sekolah maupun di komunitas. 

Demikian refleksi dua mingguan ini saya buat semoga ada pembelajaran bermakna didalamnya.

Salam dan bahagia.



Posting Komentar

0 Komentar