Sejak dimulainya pelaksanaan GLS pada awal januari, kegiatan pokok yang sudah mulai terlihat adalah kegiatan membaca 15 menit sebelum pembelajaran. Kegiatan ini dilakukan sesuai jadwal yang ditetapkan oleh Sekolah dengan pendampingan langsung oleh guru mata pelajaran di jam pertama.
Peserta didik diharapkan datang ke sekolah lebih pagi untuk mengikuti kegiatan GLS ini. Dengan demikian secara tidak langsung hal tersebut akan menumbuhkan budaya baru yakni budaya bangun pagi dan berangkat ke sekolah lebih pagi. Tummbuhnya budaya baru tersebut diharapkan mampu meminimalisir keterlambatan siswa ataupun guru.
Untuk Sumber bacaan dalam kegiatan membaca 15 menit sementara ini dicukupi oleh perpustakaan sekolah. Namun keterbatasan jumlah buku non pelajaran yang dimiliki perpustakaan sekolah menyembabkan timbulnya kendala dilapangan. Kendala tersebut diantaranya adalah, adanya kelas yang tidak kebagian jatah buku dari perpustakaan sekolah. Untuk mengatasi hal tersebut hal apa yang bisa sekolah terapkan?
Untuk menghadapi kurangnya bahan atau sumber bacaan membuat kami mengambil kebijakan diantaranya :
- Kelas yang tidak mendapatkan distribusi buku dari perpustakaan di hari itu, dapat melakukan kegiatan membaca online baik itu bersumber dari perpusnas maupun bacaan lain banyak tersedia di internet.
- Alternatif lain selain membaca online adalah kelas tersebut dapat melakukan kegiatan karya literasi, misalnya menulis puisi, quote maupun cerpen atau berkarya dengan membuat product digital, misalnya flyer anti narkoba & bullying, infografis topik tertentu dsb.
- jurnal literasi
- portofolio karya
0 Komentar